Selalu ada perkenalan di setiap perjalanan |
Decitan roda besi kereta api membangunkan
tidurku. Udara dingin menyelimuti tubuhku meskipun sudah berbalut jaket tebal.
Stasiun Banyuwangi dipenuhi pendaki dan traveler dengan carrier besar yang ada
dipundaknya. Seorang petugas stasiun sedang mengumumkan keberangkatan kereta
ketika penumpang sedang berbondong-bondong untuk masuk. Keberangkatan kereta
sesuai dengan tiket yang tertera, jadwal kereta jurusan Banyuwangi-Jogja akan
berangkat pukul 07.00 WIB.
Aku berangkat sendirian dari pergi hingga
pulang. Meskipun begitu aku tidak pernah merasa sendirian. Banyak orang-orang
baik yang kutemui selama perjalanan. Perutku sudah mulai keroncongan ketika
seorang teman dari Jakarta memberiku nasi jinggo. Tadi malam pun setelah rasa
lelah selama perjalanan aku diijinkan tidur oleh mereka. Bertemu dan mengenal mereka ku anggap sebagai rejeki.
Gerbong sudah mulai dipenuhi penumpang. Seorang perempuan cantik duduk di
depanku, tepat di sebelah jendela. Kami saling tersenyum, menyapa, berkenalan dan
bercerita. Kami bercerita tentang perjalanan kami, menurut ceritanya, dia telah melakukan
perjalanan beribu-ribu mil dari Indonesia. Tapi mengapa dia berada di dalam
kereta ekonomi? Dia berada di dalam kereta untuk merasakan apa yang belum
pernah dia rasakan. Kadang ada sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan materi.
Sampai sebuah percakapan yang benar-benar menarik keluar dari bibir kami.
“Sampai kapan kamu akan jalan-jalan?”
“Sampai hati saya benar-benar sembuh.”
Aku hanya tersenyum mendengar jawaban
yang keluar dari perempuan cantik dan ramah tersebut. Memori otakku langsung
berputar jauh ke belakang ketika aku merasakan hal yang sama seperti yang dia
rasakan.
Aku hanya percaya untuk menyembuhkan
patah hati hanya ada dua pilihan: menemukan yang baru atau jalan-jalan. Tapi
kenyataannya menemukan yang baru tidak segampang yang kita bayangkan. Ketika
kamu sudah memikirkan masa depanmu bersama seseorang yang selama ini mengisi
hidupmu, dalam waktu yang singkat orang itu pergi meninggalkanmu dan
meninggalkan luka yang sangat dalam. Apakah kamu pikir menemukan yang baru itu
mudah? Menyembuhkan luka saja masih sulit, bagaimana menemukan yang baru? Mungkin ada orang di sekitarmu yang langsung menemukan yang baru ketika patah
hati. Ada banyak alasan, mungkin karena lukanya mudah mengering atau bisa
jadi karena tidak diijinkan Tuhan untuk patah hati. Tapi siapa yang mengerti
dengan kuasa Tuhan.
Pilihan kedua yaitu jalan-jalan. Banyak
orang yang memilih pergi jauh untuk melupakan masa lalunya. Jika tidak pantas
disebut melupakan, anggap saja itu cara untuk mengalih perhatian. Ada orang
yang pergi beribu-ribu mil, terbang dari satu negara ke negara lain, menyelam
dari satu laut ke laut yang lain, naik turun dari satu gunung ke gunung yang
lain hanya untuk menyembuhkan luka. Setiap orang yang patah hati dan memilih
jalan-jalan akan selalu melontarkan jawaban yang berbeda ketika disinggung hal
ini. Namun ada juga yang memilih jalan-jalan untuk benar-benar belajar bagaimana caranya merelakan dan mengikhlaskan.
Aku menulis ini bukan untuk mengingat
kembali kenangan lama. Bukan. Tapi untuk belajar dari pengalaman yang sudah aku alami. Bukan hanya aku yang mengalaminya, perempuan yang di hadapan ku pun pernah mengalaminya. Bahkan mungkin masih banyak orang-orang di luar sana
yang mengalaminya. Apapun cara mereka untuk menyembuhkan patah hati terlepas
dari dua pemikiran ku di atas, aku sangat menghargai setiap orang yang ingin
lepas dari belenggu patah hati. Aku paham hidup bukan hanya tentang cinta,
tapi siapa yang sanggup membantah pentingnya cinta dalam kehidupan. Bagaimana
bisa kita menolak cinta? Cinta itu datangnya dari kuasa Tuhan. Tuhan mana yang
sanggup kita tolak kuasanya. Ini bukan hanya tentang perjalanan yang orang pikir
selalu menyenangkan, tapi ini tentang perjalanan hati.
Comments
Post a Comment