Skip to main content

Part 2: Gadis Gila dengan Carrier Raksasa

Saya berharap semuanya aman setelah proses check in kemudian duduk manis di ruang tunggu. Akhirnya saya memilih duduk di sebelah perempuan berambut keriting yang sedang asyik membaca buku. Saya berharap dia menjadi teman baru saya. Setelah sekian lama duduk, saya tidak juga disapa dan menyapa. Dia masih asyik dengan bacaannya, dengan waktu sepersekian detik dari harapan saya akhirnya orang disebelah saya merapikan rambut keritingnya. Ternyata dia laki-laki. Hampir 30 menit bersebelahan, tapi saya sama sekali belum diajak mengobrol. Saya kepikiran untuk pindah mencari dua orang ibu yang saya bantu di bawah karena barang bawaannya yang banyak. Tadi kami berpisah ketika pengecekan terakhir tiket, salah satu dari mereka ketinggalan tiket ketika check in. Dengan terpaksa salah satunya turun lagi ke bawah dan aku menyerahkan barang mereka.


“Mau kemana mbak?” akhirnya dia bicara. Sungguh basa-basi yang basi. Kalo saya kopi, mungkin saya sudah dingin. Gak enak buat diseduh. Tapi seiring lamanya waktu menunggu, akhirnya kami bercerita banyak tentang perjalanan kami. “Kamu yakin pendaki?” Mendengar pernyataannya saya hanya melempar senyuman. “Kok badan mu bukan badan pendaki ya. Hebat banget kecil-kecil bisa mendaki.”
“Kamu orang kesekian yang bilang begitu.”

Namanya Chris, anak Kupang, kuliah di Institut Seni Indonesia, Jurusan teater, angkatan 2013. Dari dulu dia memang senang merantau, sekolah di Bandung lanjut kuliah di Jogja. “Kamu salah tempat duduk ya tadi? Pasti mau pindah ya karena tau saya laki-laki bukan perempuan.” Orang ini bisa membaca pikiran saya. Kami bercerita banyak selama di ruang tunggu. Bercerita tentang kuliah kami, terutama saya yang sedang lari dari skripsi.

Penumpang tujuan Lombok dipanggil ketika Chris sedang meminta ijin keluar untuk merokok. Saya tidak sempat meminta kontaknya, tapi beruntungnya saya tau nama dan jurusannya. Itu sudah cukup karena saya kenal beberapa orang mahasiswa dan dosen di sana. Barang kali saya masih bisa bertemu dengan manusia lucu ini di Jogja. Manusia yang cukup menghibur ketika saya bosan berada di ruang tunggu. Saya berharap masih bisa bertemu Chris lainnya di tempat yang berbeda, orang yang bisa mengajak saya tersenyum dan tertawa.

Ketika berjalan di lorong menuju pintu pesawat ada seorang Ibu tua yang menanyakan nomor kursinya. Kebetulan sekali ibu tersebut duduk di sebelah saya. Saya di 11A, beliau di 11B. Saya sudah biasa bertemu dengan orang-orang seperti ibu ini. Yang tidak pernah malu bertanya ketika tidak paham.

“Kamu mau kemana nanti nak?” tanya Ibu sebelah saya.
“Saya mau mendaki Rinjani, Bu.”
“Anak saya juga suka mendaki, biasanya teman-temannya juga tidur dan tinggal di rumah sebelum mendaki. Kamu sudah ada tempat tinggal?”
“Belum, Bu. Rencananya saya mau ke bandara lama Selaparang, ada teman yang mau menjemput. Tapi saya masih bingung, belum pasti.” Saya dan Satria memang janjian akan bertemu di sana karena menurutnya, tempat tinggalnya dengan bandara lumayan jauh.

“Kalo begitu ikut saya saja, nanti saya dijemput bapak. Nanti kami akan lewat sana, biar kami yang antar.”
“Iya, terima kasih bantuannya, Bu.”

Saya selalu suka perjalanan, karena perjalanan adalah pelajaran. Bertemu orang-orang yang tulus sering kali terjadi pada saya. Kita harus melakukan perjalanan untuk mengetahui apa yang belum kita ketahui dan mengenal yang belum kita kenal. Banyak berjumpa dengan orang baru membuat saya beruntung. Lebih beruntung daripada saya hanya jalan ke mal dan membeli pakaian ber-merk.






Comments

  1. Ngape ndak lanjut nulis gik ni Nyik. Dah lamak nunggu tulisan baru ni. Abng nyimak terus ni...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Live On Board: Keindahan Gili Lawa Darat

Live On Board: NTB - Pulau Komodo #Explore Komodo Day 3 Pagi menjelang, kapal yang kami tumpangi memang sudah bersandar di tepi Gili Lawa Darat dari malam. Tentu saja agar bisa tracking pagi-pagi. Pagi ini kami dan rombongan akan pergi pagi-pagi sekali untuk melihat Gili Lawa Darat dari ketinggian. Tentu saja tidak tinggi, tapi cukup buat ngos-ngosan. Jangan lupa bawa minum jika kalian tidak biasa mendaki. Gili Lawa Darat menjadi salah satu pilihan bagi wisatawan yang ingin mengexplore Kepulauan Komodo. AMAZING, itu kata yang tepat untuk menggambarkan keindahan Gili Lawa Darat. Pergi ke Kepulauan Komodo memang pilihan yang tepat untuk menikmati liburan.

BACKPAKER? SIAPA TAKUT!

Desa Todo, Kabupaten Ruteng, NTT. Memutuskan pergi ke suatu destinasi dan menyesuaikannya dengan budget merupakan hal yang susah-susah gampang. Meskipun tidak perlu banyak uang untuk pergi travelling, minimal orang yang mau bepergian harus bisa mencukupi kebutuhannya selama perjalanan. Berdasarkan pengalaman perjalanan saya. Pilihan jatuh pada tanah NTT (Nusa Tenggara Timur). Banyak destinasi yang bisa dikunjungi di wilayah timur Indonesia. Tapi tidak sedikit juga budget yang diperlukan selama perjalanan menuju timur. Apalagi banyak kalangan pejalan tanah air yang bilang bahwa “Liburan di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan liburan ke luar negeri.” Masa iya sih? Terus gimana dong? Danau Tiga Warna, Tamana Nasional Kelimutu. Kalo ditanya butuh banyak uang nggak sih buat jalan-jalan ke NTT? Butuh banget, terkadang banyak biaya tak terduga yang keluar. Kecuali kamu tipe orang yang bisa nahan diri dari godaan wisata kuliner atau belanja oleh-oleh. Uang “banyak” itu udah

Live on Board: Melihat Komodo di Pulau Komodo

Live On Board: NTB - Pulau Komodo #Explore Komodo Day 4 Setelah kami dari Pulau Rinca, maka rute berikutnya yaitu ke Pulau Komodo. Karena saya menggunakan tour travel maka saya sudah tidak perlu membayar untuk tiket masuk. Jika kalian ingin berwisata ke Kepulauan Komodo, sangat saya sarankan mengikuti tour travel. Sekarang ini sudah banyak pilihan untuk tour travel dan harganya pun bervariasi.    Tour travel yang saya gunakan yaitu,   https://www.wanuaadventure.net/ Jika ingin merasakan sailing, saya sangat menyarankan menggunakan jasa mereka. Karena di kapal, kalian bisa bertemu dengan turis mancanegara. Ketika kami pergi, hanya ada 4 orang turis lokal termasuk saya. Jadi jika kalian ingin mencari banyak teman dari berbagai negara maka saya sangat menyarankan kalian untuk menggunakan jasa tour travel ini. Di Pulau Komodo kalian akan diajak untuk treeking, ada 3 jalur pilihan. Jalur panjang, sedang dan pendek. Rombongan kami melalui jalur sedang. Tidak terlalu