Sepiring kecil kentang balado dan segelas
jus alpukat menemani sore saya di taman berukuran kecil, tepat di sebelah Gereja
Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) jemaat “Immanuel” Semarang yang terletak di kawasan Kota Lama tepatnya di
Jalan Let. Jen Suprapto No. 32. Masih banyak kendaraan yang berlalu lalang di
kawasan ini yang dulunya merupakan pusat kota Semarang. Ellen dan Willy sahabat
baik saya berbaik hati menemani sore saya, setelah lelah mengelilingi ibu kota
Jawa Tengah tersebut. “Padahal hari ini hari minggu dan di papan pengumuman
bilang jam 5 sore ada jadwal ibadah pemuda, tapi kenapa gak ada ibadah ya?”
tanya Ellen masih penasaran. Saya sengaja datang jam segini karena penasaran
melihat bentuk dalam bangunan tersebut, terbayang dalam benak saya betapa
megahnya isi gereja setelah saya melihat betapa kokohnya bangunan tersebut dari
luar. Sayangnya, kali ini keinginan saya tidak tercapai dan hanya bisa
mengabadikan bangunan tersebut dari luar.
Kawasan Kota Lama merupakan kawasan yang
tidak boleh dilupakan ketika Anda menginjakkan kaki di Semarang. Bangunan tua
masih berdiri kokoh disekitar kawasan ini. Gereja yang membuat saya penasaran
tersebut sering disebut Blenduk, karena kubahnya yang berbentuk setengah
lingkaran. Gereja ini berdiri pada masa penjajahan Belanda, yaitu pada tahun
1817M. Tentu saja umurnya sudah sangat tua. Kawasan Kota Lama sekarang ini menjadi kawasan
cagar budaya kota Semarang. Saya masih melirik bangunan kokoh di depan saya,
memperhatikan banyak orang yang masih asyik mengabadikan diri dengan kamera
mahal mereka. “Wah..ada untungnya juga dijajah sama Belanda, jadinya kita masih
bisa menikmati bangunan tua seperti ini,” kata Ellen. “Untung itu kalo di jajah
Inggris, hidup makmur dan seenggaknya Bahasa Inggris kita bisa lancar,” jawabku
bercanda. Ternyata bangunan seperti ini mampu mengingatkan kita pada sejarah. Belanda
bukan saja identik dengan penjajahan namun juga identik dengan arsitektur di
Indonesia, salah satunya wilayah Kota Tua yang sangat kental akan arsitektur
Belanda.
Papan pengumuman yang mencantumkan jadwal ibadah yang berada di bagian luar tepat di sebelah kanan gereja
Kubah gereja yang berbentuk setengah lingkaran, sehingga disebut Gereja Bleduk
Bangunan gereja terlihat dari depan
Gereja Bleduk yang masih berdiri kokoh hingga sekarang
Comments
Post a Comment