Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2014

MERAPI: Belajar Hidup Dari Merapi

Perjalanan malam itu terasa sangat sesak, kaki saya terasa sangat sakit. Kebetulan status Merapi sedang normal dan besok tanggal merah. Pendaki yang mayoritas merupakan mahasiswa asal Jogja sangat membludak. Rombongan kami terdiri dari 11 orang, 9 laki-laki dan 2 perempuan. Tidak seperti biasanya, perjalanan saya yang cepat menjadi sangat lama karena saya harus menemani teman saya yang sudah kelelahan. Badan pun terasa cepat letih, mata menjadi ngantuk. Malam ini malam satu suro, pendakian dimulai pukul 19.00 WIB, di Jalur Selo yang merupakan salah satu jalur pendakian Merapi tidak banyak shelter yang bisa dijadikan tempat istirahat. Saya memilih istirahat di jalur bersama teman-teman yang lain. Bercakap-caka dengan pendaki yang lainnya, yang tidak saya kenal sama sekali.Badan saya terasa lemah, sepertinya saya sudah masuk angin. Memang belum banyak gunung yang saya daki, tapi pendakian kali ini pendakian paling berat yang pernah saya rasakan. Muntah di jalur pendakian dengan cuaca d

MALIOBORO: Pusat Belanja di Kota Jogja

Tidak peduli seberapa panas terik matahari atau macetnya Kota Jogja, wisatawan tetap harus mengunjungi Malioboro. Kawasan yang merupakan jantung kota Jogja ini surga belanja bagi wisatawan,berbagai macam cinderamata ada di sini. Selain banyaknya pilihan cinderamata, para wisatawan juga akan semakin tertarik karena harga barang yang ditawarkan di sini relatif murah. Tidak heran jika wisatawan yang datang langsung memborong dagangan yang ada di kawasan Malioboro. Berjalan kaki di bahu jalan menjadi pilihan wisatawan ketika hendak menyusuri kawasan Malioboro yang dipenuhi dengan pedagang asongan. Aneka cinderamata buatan lokal seperti perak, wayang kulit, kerajinan rotan, bambu, batik, aksesoris dan berbagai barang lainnya dapat ditemukan dengan mudah. Wisatawan juga dapat melakukan tawar menawar dengan pedagang agar mendapatkan harga yang paling rendah. Pada malam hari kawasan Malioboro semakin padat karena banyak anak muda yang menghabiskan waktu untuk sekedar menikmati romant

Pantai Ngrenehan: Bertamu Ke Pantainya Para Nelayan

Terik matahari tidak menghentikan perjalananku siang ini. Aku sedang berdiri di atas tebing dengan hamparan laut lepas di depanku. Perlu waktu sekitar 30 menit dan melewati ladang penduduk untuk bisa sampai ke tempat ini. Tepat di bawah tebing terdapat pantai Ngrenehan, pantai yang berbentuk teluk dan berpasir putih ini dijaga oleh bukit kapur. Wisatawan yang datang dapat mandi dan melihat aktivitas nelayan yang ada di pantai ini. Pantai Ngrenehan terletak sekitar kurang lebih 1 km dari Pantai Ngobaran. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati ikan siap saji atau membawa ikan segar sebagai oleh-oleh. Pantai Ngrenehan, pantai para nelayan Kapal nelayan yang tersusun rapi di atas pasir putih Pantai Ngrenehan Jalan menuju tebing sebelah kiri Pantai Ngerenehan, harus melewati ladang masyarakat sekitar Setelah melewati ladang, mata kamu akan dimanjakan dengan ombak yang menerpa tebing kapur Lautan lepas di Pantai Ngrenehan Bersantai sej

ULUWATU ALA JOGJA

Jika di Bali ada Uluwatu maka di Jogja ada Pantai Ngobaran. Pergilah ke arah selatan Yogyakarta, tepatnya ke Desa Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul. Barisan pantai cantik berjejer rapi, salah satunya Pantai Ngobaran. Pantai yang bersebelahan dengan Pantai Ngrenehan ini selain memiliki pesona alam yang cantik, tetapi juga kaya pesona budaya. Ngobaran salah satu pantai eksotik yang ada di Gunung Kidul ini menawarkan wisata seperti yang terdapat di Uluwatu, Bali; bukan hanya Pura, masjid yang menghadap ke selatan pun terdapat di sini. Menghabiskan malam minggu dan bermalam di Ngobaran merupakan pilihan yang baik bagi kamu yang bosan dengan kebisingan kota. Saya memilih untuk bermalam minggu di Ngobaran bersama kawan-kawan, kebetulan sudah lama tidak menikmati aroma air asin dan angin pantai. Menikmati pantai tanpa membakar sesuatu itu seperti ada yang kurang, berbekal ayam dan membeli ikan hasil tangkapan nelayan sekitar menjadi ide yang menarik. Setelah acara bakar-bakar selesai, ka

Nikmatnya Sotong Pangkong Yang Dipangkong-Pangkong

Menginjakkan kaki di kota Khatulistiwa belum terasa lengkap jika belum menikmati kekayaan kulinernya. Salah satu kuliner yang tidak boleh anda lewatkan ketika berkunjung ke kota ini yaitu Sotong Pangkong. Sotong Pangkong identik dengan menu favorit masyarakat Pontianak ketika bulan Ramadhan. Meskipun Bulan Ramadhan telah usai, Anda masih dapat menjumpai beberapa pedagang yang menggunakan gerobak berjualan di sekitar Jalan Merdeka. Olahan cumi kering yang dibakar ini dinamakan Sotong Pangkong yang artinya sotong yang dipukul-pukul, pangkong sendiri merupakan bahasa Pontianak. “Kasihan ya sotongnya, udah di pukul di makan lagi..” begitu ungkapan seorang anak kecil yang sedang menikmati sotong pangkong bersama keluarganya, tepat di sebelah meja tempat saya duduk. Pengunjung yang datang akan langsung dipersilakan duduk di lesehan. Penasaran..! Itu yang ada dibenak saya. Seperti apakah rasanya sehingga sotong pangkong ini menjadi menu favorit banyak orang. Ternyata keunikan dari h