Setiap perjalanan adalah perjalanan hati |
Kalo
orang-orang naik gunung karena hobby, maka saya naik gunung karena patah hati. Kalo
orang-orang patah hati lari nya ke hal negatif, maka saya lari ke hal positif.
Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang positif untuk menyembuhkan
hati yang sedang patah. Menurut saya obat paling ampuh untuk menyembuhkan hati
yang patah hanya ada dua: dapat pacar baru dan traveling. Mendaki gunung masuk
dalam kategori traveling. Karena obat pertama tidak berhasil, maka saya pilih
yang terakhir. Dapat pacar baru itu tidak gampang, apalagi yang lebih baik dari
sebelumnya. Dulu saya naik gunung karena patah hati, tapi lama kelamaan naik gunung berubah menjadi
hobby.
Bicara
patah hati, saya jadi terlatih patah hati karena saya melatih hati saya bukan
dari banyaknya laki-laki yang hadir dalam hidup saya dan kemudian dibikin patah
hati. Saya melatih hati saya di gunung, bukan pula karena gunung menyakiti hati
saya, tapi karena jalur yang sangat sulit untuk dilalui. Kesulitan melewati jalur
pendakian itu melatih diri saya, melatih pribadi saya menjadi semakin baik.
Beberapa
orang terdekat saya selalu mengejek saya ketika hendak naik gunung. “Hati kamu
belum sembuh ya?” itu pertanyaan yang sangat krusial yang menurut saya tidak
bisa dijawab. Ada juga yang bilang begini pada saya, “Selama kamu masih mendaki
gunung dan belum menemukan pacar baru, maka kamu belum move on.” Kadang saya
speechless, bingung harus mengatakan apa. Bukan karena tidak ada jawaban, tapi
karena seberapa panjang lebarnya saya menjelaskan tidak akan ada yang percaya. Mereka
masih percaya obat paling ampuh bagi orang patah hati hanya ada satu, “dapat
pacar baru”. Beberapa kali saya mencoba menjelaskan sampai akhirnya saya memilih
untuk tidak menjelaskan lagi. Percuma menjelaskan panjang lebar kalo orang lain
tidak berusaha paham dengan apa yang kita rasakan. Saya akui, awalnya karena
saya sulit move on, sampai akhirnya saya jatuh cinta pada gunung dan gunung pula yang perlahan menyembuhkan luka di hati saya.
Masalahnya adalah jangan sekali-sekali naik gunung jika kamu tidak mau jatuh cinta. Ya saya jatuh cinta pada gunung, ketika hati saya sudah sembuh pun saya selalu pergi ke gunung. Orang lain tidak paham bagaimana rasanya jatuh cinta pada alam karena mereka tidak merasakannya. Saudara saya bahkan mengatakan, “Kamu tidak akan lari ke gunung kalo kamu tidak merasa kesepian.” Pernyataan ini pernah saya jawab begini, dari pada saya cuman makan tidur di rumah lebih baik saya naik gunung, banyak hal baru yang saya dapatkan di luar sana. Begitu banyak pembelaan yang ingin saya sampaikan, sampai pada akhirnya saya berpikir mereka tidak akan paham karena mereka tidak pernah merasakan indahnya puncak-puncak tertinggi di Indonesia. Tidak pernah merasakan jatuh cinta pada gunung.
Masalahnya adalah jangan sekali-sekali naik gunung jika kamu tidak mau jatuh cinta. Ya saya jatuh cinta pada gunung, ketika hati saya sudah sembuh pun saya selalu pergi ke gunung. Orang lain tidak paham bagaimana rasanya jatuh cinta pada alam karena mereka tidak merasakannya. Saudara saya bahkan mengatakan, “Kamu tidak akan lari ke gunung kalo kamu tidak merasa kesepian.” Pernyataan ini pernah saya jawab begini, dari pada saya cuman makan tidur di rumah lebih baik saya naik gunung, banyak hal baru yang saya dapatkan di luar sana. Begitu banyak pembelaan yang ingin saya sampaikan, sampai pada akhirnya saya berpikir mereka tidak akan paham karena mereka tidak pernah merasakan indahnya puncak-puncak tertinggi di Indonesia. Tidak pernah merasakan jatuh cinta pada gunung.
Patah
hati? Itu sudah lama sekali. Saya menulis tentang patah hati bukan berarti saya
belum move on tapi karena saya ingin orang yang sulit move on dapat belajar dari
kisah saya. Kisah cinta saya tidak sehebat Romeo dan Juliet. Saya tidak perlu
menceritakan saya putus karena apa atau salah siapa kan? Yang pastinya hubungan
saya berakhir dan yang namanya patah hati itu tidak ada yang enak, tidak ada yang gampang untuk dilewati. Bisa
dibayangkan seberapa sulitnya saya menerpa hati saya di jalur pendakian? Tapi
saya masih percaya ketika saya mampu melewati jalur pendakian yang sulit, maka
saya akan sanggup untuk melewati patah hati yang tidak seberapa itu.
Patah
hati hanya sebagian kecil dari perjalanan hidup. Di depan sana masih
banyak yang harus dipikirkan, termasuk mengejar impian-impian. Saya rasa
saya bukan satu-satunya manusia kecewa karena pasangan, di luar sana lebih
banyak dan bahkan tidak terhitung berapa orang yang patah hati. Setidaknya
hubungan saya selesai, menemukan kata sepakat untuk putus, meskipun kata putus
tidak keluar dari mulut saya. Menangis karena patah hati juga hal yang wajar,
menangis itu manusiawi. Semuanya menjadi tidak wajar ketika kita selalu dan
selalu menangisi kisah percintaan kita sepanjang hari dan setiap saat. Barisan
patah hati, kita bukan hanya harus move on tetapi juga harus move up. Bicara
emang gampang tapi gak segampang menjalankannya. Jangan khawatir saya juga
pernah patah hati, tapi saya bisa melewati semuanya. Segala sesuatu butuh
proses, coba nikmati semua proses penyembuhan itu. Hanya diri kita sendiri yang
bisa menyembuhkan hati yang luka. Caranya satu, lakukan apa yang kamu yakini
dapat menyembuhkan hati kamu. Jika kamu percaya traveling bisa menyembuhkan
hati yang luka, pergi saja kemana pun kamu mau pergi. Jika membaca bisa membuat
pikiran kamu teralih dari rasa patah hati, baca semua buku yang ingin kamu
baca. Jika makan bisa menyembuhkan hati kamu, makan yang mau kamu makan, selagi
masih bisa dinikmati.
Hal
yang paling saya sesalkan ketika patah hati adalah tidak makan dan tidur selama
2 minggu. Itu hal yang terbodoh yang pernah saya lakukan dan saya sesali. Tapi
nasi sudah menjadi bubur. Namanya juga cinta, kalo gak bahagia ya sedih. Jangan
pernah lakukan hal bodoh dalam urusan cinta. Cinta emang buta, tapi kamu tidak
perlu berlarut-larut dan mencoba bunuh diri untuk menyelesaikannya. Masih
banyak hal positif yang harus di lakukan. Memperbaiki kualitas diri salah
satunya, belajar dari hubungan sebelumnya, barangkali bukan hanya mantan kamu
yang salah. Belajar menjadi dewasa, bagaimana caranya menghadapi kegagalan. Cari
teman sebanyak-banyaknya, teman itu penghiburan sejati, mereka tahu caranya
menghibur kita. Bagi waktumu untuk keluarga, keluarga tidak akan pernah
meninggalkan kita bagaimana pun kondisi kita. Jangan lupa berdoa, power of pray
itu bekerja sangat luar biasa. Latih
hati kamu, latih diri kamu. Selamat mencoba untuk barisan patah hati!
Keren tulisannya. Jeni, request donk waktu kita ke Mandalawangi
ReplyDeleteTerima kasih udah mampir ke blog ku mas. Oke ditunggu ya mas cerita perjalanan berikutnya.
Deletewahh naik gunung bisa nyembuhin patah hati toh 😄😄 coba ah
ReplyDelete